Jumat, 19 Maret 2010

My School Mts Mambaul Ulum Corogo

A. Sejarah Singkat Berdirinya Mts. Mambaul Ulum
Mts. Mambaul Ulum didirikan pada tanggal 15 Oktober 1968 oleh pengurus madrasah Mambaul ulum, diantaranya: Abdurrahman Dahlan, Abdul Fatah, Abdul Karim, Nur Hasyim, H. Abdul Syakur, H. Abdul Jalil dan tokoh masyarakat corogo, plengkung lainnya.
Para tokoh-tokoh tersebut merasa terpanggil nuraninya mengingat banyak lulusan MI. Mambaul Ulum dan daerah sekitarnya tidak bisa melanjutkan ke jenjang lebih atas karena Sekolah Lanjutan Pertama utamanya Mts. masih sedikit dan berada di kota Kabupaten.
Saat pertama berdiri Mts. Mambaul Ulum masuk siang hari karena gedung yang ada dipakai Mi pada pagi harinya dan siswanya paling banyak lulusan dari MI. Mambaul Ulum sendiri.
Untuk tenaga pendidik antara lain Abdurrahman Dahlan, M. Farhan, Abdul Fatah, Nur Hasyim, Abdul Karim Irsyad, Joko Hoepomo.
Adapun Kepala Madrasah yang menjabat :
  1. Abdurrahman : 1968-1969
  2. Nur Hasyim : 1969-1974
  3. H. Shofjan Salim : 1974-2002
  4. Mokh. Sokheh S.Pd : 2002-2008
  5. Ali Hasyim S.Pd : 2008- Sekarang

B. Visi dan Misi
1. Visi :
Terwujudnya generasi yang tangguh, berkualitas berdasarkan iman, ilmu dan amal.
  • Indikator: - Peningkatan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
-
Unggul dalam Ilmu Keagamaan
- Terampil dalam Komputer
- Unggul dalam Prestasi Olah Raga dan Seni
2. Misi :
- Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta penguasaan terhadap ilmu-ilmu agama, pada Al-Qur'an dan Hadits.
_ Membentuk kepribadian yang akhlakul karimah berdasrakan nilai-nilai agama islam, kemandirian, kesederhanaan, kebersamaan dan tanggung jawab.
_ Meningkatkan prestasi akademik sesuai dengan tuntunan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
_ Mengembangkan minat dan bakat siswa sesuai dengan potensi yang dimiliki.


C. TATA TERTIB

  1. Siswa sudah hadir di Madrasah 10 menit sebelum bel masuk dibunyikan.
  2. Siswa yang terlambat wajib melapor dan harus mengambil surat izin dari petugas dan diizinkan masuk kelas jika telah mendapat izin dari dewan guru yang mengajar.
  3. Siswa yang tidak masuk sekolah wajib membuat surat izin yang ditanda tangani oleh orang tua / wali murid.
  4. Siswa yang mendapat tugas piket kelas, hadir 20 menit sebelum bel dibunyikan.
  5. Tidak boleh meninggalkan ruang kelas saat jam pelajaran dimulai kecuali dengan izin pengajar.
  6. Siswa diwajibkan memakai seragam sekolah.
  7. Baju rapi dan dalam keadaan dimasukkan (bagi laki-laki).
  8. Memakai songkok hitam (putra) dan berjilbab (putri).
  9. Siswa wajib taat dan patuh kepada Kepala Madrasah, Guru, dan Pegawai Mts.MU.
  10. Siswa wajib mengikuti kegiatan yang diadakan Madrasah (sholat berjama'ah, sholat dhuha, istighosah, dll).
  11. Siswa wajib menjaga dan memelihara sarana dan prasarana sekolah.
  12. Siswa dilarang melakukan kegiatan yang bertentangan dengan norma agama dan masyarakat.

zwani.com myspace graphic comments

Sejarah Pendidikan Islam

A. Pengertian Sejarah

Secara etimologi sejarah dalam bahasa arab disebut tarikh yang bermakna keterangan sesuatu. Sedangkan secara terminologi berarti keterangan yang telah terjadi di kalangannya di masa lampau atau masa sekarang. Adapun yang dimaksud dengan ilmu tarikh ialah suatu pengetahuan yang mempelajari keadaan-keadaan / kejadian-kejadian lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan umat.
Dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah history yang berarti pengalaman masa lampau dari umat manusia. Pengartian selanjutnya adalah catatan yang berhubungan dengan kejadian masa lampau yang diabadikan dalam laporan-laporan tertulis dan dalam ruang lingkup yang luas. Sebagai cabang ilmu pengetahuan sejarah mengungkap peristiwa-peristiwa masa silam, baik peristiwa sosial, politik, ekonomi maupun agama dan budaya dari suatu bangsa, negara atau dunia.
Berdasarkan pengertian diatas maka sejarah pendidikan islam di indonesia dapat dirumuskan menjadi dua bagian:
  1. Sebagai keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam di indonesia dariwaktu ke waktu, dari daerah ke daerah, sejak zaman masuknya islam pertama ke indonesia sampai masa sekarang.
  2. Sebagai cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam di indonesia baik dari segi ide dan konsepsi maupun segi institusi dan operasionalisasi sejak masuknya islam pertama di indonesia hingga sekarang.
B. Objek dan Metode Sejarah Pendidikan Islam

Sejarah biasanya ditulis dan dikaji dari susut pandang suatu fakta atau kejadian tentang peradaban bangsa. Maka objek sejarah pendidikan islam mencakup fakta-fakta yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan baik formal maupun nonformal.
Metode sejarah pendidikan islam ada tiga, yaitu
  1. Deskriptif : dengan cara ini dimaksudkan bahwa ajaran-ajaran islam sebagai agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW, dalam Al-Qur'an dan Hadits, terutama yang berhubungan dengan pengertian pendidikan harus diuraikan sebagaimana adanya. Agar dapat memahami makna yang terkandung dalam ajaran tersebut.
  2. Komparatif : dengan cara ini dimaksudkan bahwa ajaran-ajaran Islam dikomparasikan dengaqn fakta-fakta yang terjadi dan berkembang dalam kurun, serta tempat tertentu untuk mengetahui adanya persamaan dan perbedaan dalam suatu permasalahan tertentu, sehingga diketahui adanya garis tertentu yang menghubungkan pendidikan islam dengan pendidikan yang dikomparasikan.
  3. Pendekatan Analisis-Sintesis : artinya secara kritis membahas, meneliti istilah-istilah, pengertian-pengertian yang diberikan oleh islam, sehingga diketahui adanya kelebihan dan kekhasan pendidikan islam.
C. Manfaat Sejarah Pendidikan Islam

Sumber utama ajaran islam (Al-Qur'an) mengandung cukup banyak nilai-nilai kesejarahan yang langsung atau tidak langsungmengandung makna yang besar, pelajaran yang sangat tinggi dan pimpinan utama, khususnya bagi umat islam. Maka tarikh dan ilmu tarikh (sejarah) dalam islam menduduki arti penting dan berguna dalam kajian tentang islam. Oleh sebab itu, kegunaan sejarah pendidikan islam meliputi dua aspek, yaitu
  1. Kegunanaan yang bersifat umum : sejarah pendidikan islam mempunyai kegunaan sebagai faktor keteladanan. Hal ini terkandung dalam firman Allah (QS.Al-Ahzab:21, QS. Ali Imran: 31, QS. Al-A'raf:158). Berpedoman pada tiga ayat tersebut, maka umat islam dapat meneladani proses pendidikan islam sejak zaman kerasulan Muhammad SAW, zaman Khulafaur Rasyidin, zaman Ulama-ulama besar, dan para pemuka gerakan pendidikan islam. Karena secara global, proses pendidikan islam pada hakikatnya merupakan pengejawantahan (manifestasi) dari pemikiran merekatentang konsepsi islam di bidang pendidikan, baik teoritis maupun pelaksanaannya (masa Nabi dan seterusnya).
  2. Kegunaan yang bersifat akademis : kegunaan sejarah pendidikan islam selain memberikan perbendaharaan perkembangan ilmu pengetahuan (teori dan praktek), juga untuk menumbuhkan perspektif baru dalam rangka mencari relevansi pendidikan islam terhadap segala bentuk perubahan dan perkembangan ilmu teknologi.
Selain itu, sejarah pendidikan islam memegang peranan penting dalam pembangunan dan pengembangan pendidikan islam. Dalam hal ini, sejarah pendidikan islam akan memberikan arah kemajuan yang pernah dialami dan dinamismenya sehingga pembangunan dan pengembangan itu tetap berada dalam kerangka pandangan yang utuh dan mendasar.

D. Periodesasi Sejarah Pendidikan Islam

Pendidikan islam pada dasarnya dilaksanakan dalam upaya meyatuhi kehendak umat islam pada masa itu dan pada masa yang akan datang yang dianggap sebagai kebutuhan hidup (need of life). Usaha yang dimiliki, apabila kita teliti dan perhatikan lebih mendalam merupakan upaya untuk melaksanakan isi kandungan Al-Qur'an terutama pada surat Al-Alaq: 1-5.
Prof. Dr. Harun Nasution, secara garis besar membagi sejarah islam ke dalam tiga periode, yaitu periode klasik, pertengahan dan modern.
Selanjutnya pembahasan tentang lintasan atau periode sejarah pendidikan islam mengikuti penahapan perkembangannya sebagai berikut:
  1. Periode pembinaan pendidikan islam, berlangsung pada masa Nabi Muhammad SAW, selama lebih kurang dari 23 tahun, yaitu sejak beliau menerima wahyu pertama sampai wafatnya.
  2. Periode pertumbuhan pendidikan islam, berlangsung sejak wafatnya Nabi MuhammadSAW, sampai dengan akhir kekuasaan Bani Umayyah, yang diwarnai oleh penyebaran islam ke dalam lingkungan budaya bangsa di luar bangsa Arab dan berkembangnya ilmu-ilmu naqli.
  3. Periode kejayaan pendidikan islam, berlangsung sejak permulaan Daulah Bani Abbasiyah sampai dengan jatuhnya kota baghdad yang diwarnai oleh perkembangan secara pesat ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam serta mencapai puncak kejayaannya.
  4. Tahap kemunduran pendidikan, berlangsung sejak jatuhnya kota Baghdad sampai dengan jatuhnya Mesir oleh Napoleon sekitar abad ke-18 M, yang ditandai oleh lemahnya kebudayaan islam dan berpindahnya pusat-pusat pengembangan kebudayaan dan peradaban manusia ke dunia Barat.
  5. Tahap pembaharuan pendidikan islam, berlangsung sejak pendudukan Mesir oleh Napoleon pada skhir abad ke-18 M sampai sekarang, yang ditandai oleh masuknya unsur-unsur budaya dan pendidikan modern dari dunia Barat ke dunia Islam.


PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW

A. Pendidikan Islam Pada Masa Nabi di Makkah

Nabi Muhammad saw menerima wahyu yangt pertama di gua hira di Makkah pada tahun 610 M. Yang artinya :"Bacalah (ya,Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang telah menjadikan (semesta alam)! Dia menjadikan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya."
Kemudian disusul wahyu yang kedua yang artinya :"Hai, orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah dan beri ingatlah (kaummu)! Dan besarkanlah Tuhanmu! Dan bersihkanlah pakaianmu! Dan tinggalkanlah dosa (berhala)! Jangan engkau memberi supaya mendapat lebih banyak! Dan sabarlah (menurut perintah) Tuhanmu!"
Dari kedua wahyu tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan dalam islam terdiri dari 4 macam :

  1. Pendidikan Keagamaan
  2. Pendidikan 'akliyah dan ilmiah
  3. Pendidikan akhlak dan budi pekerti
  4. Pendidikan jasmani (kesehatan).
Kemudian wahyu itu diikuti oleh wahyu-wahyu yang lain. Semuanya itu disampaikan dan diajarkan oleh Nabi, mula-mula kepada karib kerabatnya dan teman sejawatnya dengan sembunyi-sembunyi.
Nabi menyediakan rumah Al-Arqam bin Abil Arqam untuk tempat pertemuan dengan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. Rumah Al-Arqam itulah tempat pendidikan islam yang pertama dalam sejarah pendidikan islam. Disanalah Nabi mengajarkan dasar-dasar/pokok- pokok agama islam kepada sahabat-sahabatnya dan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an kepada pengikut-pengikutnya.
Selama tiga tahun Nabi menyeru penduduk Makkah dengan sembunyi-sembunyi dan tetap berpusat di rumah Al-Arqam.

Cara Nabi Menyiarkan Agama Islam

Cara Nabi menyiarkan agama islam dengan berpidato dan bertabligh di tempat-tempat yang ramai dikunjungi orang, seperti di pekan 'Ukaz, terutama di musim haji.Ketika itu banyak orang dari suku-suku bangsa Arab datang berkunjung ke kota Makkah. Begitu pula Nabi menyiarkan agama islam dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an yang berisikan petunjuk dan pengajaran terhadap umum.
Pada tahun 12 Nubuwah(621 M) waktu musim haji datang 12 orang laki-laki dari yatsrib (Madinah), lalu bai'ah (bersetia) dengan Nabi serta memeluk agama islam. Kemudian Nabi mengutus Mush'ab Umair pergi bersama mereka untuk membacakan Al-Qur'an dan mengajarkan agama islam kepada penduduk di sana. Inilah guru agama yang pertama yang diutus Nabi ke daerah luar Makkah. Dengan demikian tersebarlah agama islam di Yatsrib.
Oleh karena siksaan kaum Quraisy terhadap kaum muslimin bertambah hebat, lalu Nabi menyuruh mereka Hijrah ke Madinah. Akhirnya Nabi sendiri hijrah pula bersama sahabatnya Abu Bakar (tahun 622 M).

Intisari Pendidikan dan Pengajaran Islam yang Diberikan Nabi SAW di Makkah Selama 13 tahun.
Nabi saw tinggal di makkah sejak mulai jadi Nabi sampai hijrah ke Madinah, lamanya 12 tahun 5 bulan dan 21 hari. Pengajaran itu ialah menyampaikan wahyu Allah (Al-Qur'an) terdiri dari 93 surat yang diturunkan di Makkah yang disebut dengan surat Makkiyah.
Diantara intisari pengajaran di Makkah itu ialah menerangkan pokok-pokok agama islam, seperti beriman kepada Allah, rasul-Nya dan Hari Akhir, serta sedikit amal ibadat. Adapun zakat belum diperinci di Makkah, bahkan zakat waktu itu berarti sedekah kepada fakir miskin anak-anak yatim.
Selain itu Nabi juga menyuruh manusia berakhlak mulia dan berkelakuan baik dan melarang mereka berpengarai jahat dan berkelakuan buruk.
Pendeknya pendidikan dan pengajaran yangt diberikan Nabi selama di Makkah ialah pendidikan keagamaan dan akhlak serta pendidikan 'akliyah dan ilmiah.

B. Pendidikan Islam Pada Masa Nabi SAW di Madinah

Setelah Nabi dan sahabat-sahabatnya hijrah ke Madinah, usaha Nabi yang pertama ialah mendirikan masjid. Setelah selesai dibangun di masjid itu Nabi mendirikan shalat berjama'ah. Bahkan di masjid itu juga Nabi membacakan Al-Qur'an dan memberikan pendidikan dan pengajaran islam. Disana Nabi juga bermusyawarah dengan para sahabat.
Pendidikan pertama yang dilakukan Nabi ialah memperkuat persatuan kaum muslimin dan mengikis habis sisa-sisa permusuhan dan persekutuan. Lalu Nabi mempersaudarakan dua-dua orang. Mula-mula diantara sesama Muhajirin, kemudian diantara Muhajirin dan Anshar. Dengan lahirnya persaudaraan itu bertambah kokohlah persatuan kaum muslimin.

Intisari Pendidikan dan Pengajaran Islam di Madinah
( 10 tahun lamanya dari tahun 1-11 H (622-632 M). Pada masa Nabi di Madinah diturunkan Al-Qur'an sebanyak 22 surat, yaitu kira-kira 1/3 Al-Qur'an.
Dengan turunnya ayat (Al-yauma akmaltu lakum dinakum) sempurnalah turun wahyu Al-Qur'an dan sempurnalah agama islam.
Diantara intisari tersebut adalah:
  1. Pendidikan Keagamaan (keimanan dan ibadat)
  2. Pendidikan Akhlak
  3. Pendidikan kesehatan (Jasmani)
  4. Syari'at yang berhubungan dengan masyarakat
Belajar Membaca, Menulis dan Bahasa Asing Pada Masa Nabi SAW.
Sebelum lahir agama islam penduduk Hijaz telah belajar membaca dan menulis dari penduduk Hirah. Penduduk Hirah belajar dari Himyariyin. Orang yang mula-mula belajar membaca dan menulis diantara penduduk Makkah ialah Sufyan bin Umaiyah dan Abu Qais bin 'Abdu Manaf. Keduanya belajar di Bisyr bin Abdul Malik. Setelah mereka pandai membaca dan menulis, lalu mengajarkannya kepada penduduk Makkah.
Pada masa Nabi saw menyiarkan Al-Qur'an di Makkah bukan saja dengan bacaan, bahkan juga dengan mushaf (tulisan).
Hal itu terang dan nyata dalam peristiwa Umar bin Khattab datang ke rumah saudaranya, didapatinya di rumah itu ada Khabbab bin Al-Arat mambaca mushaf yang berisi surat Thaha. Setelah didengar oleh Umar bin Khattab lalu ia masuk islam.
Di Madinah ada orang Yahudi yang mengajarkan tulis baca kepada anak-anak. Ketika islam datang di Madinah telah ada 11 orang yang pandai baca tulis. Diantaranya Sa'd bin 'Ubadah, Usaid bin Hudhair dan Abdullah bin Ubaiyah dan lain-lain.
Setelah Nabi hijrah ke Madinah, orang-orang yang pandai tulis baca itu disuruh Nabi menuliskan ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan Allah. Yang mula-mula menuliskan ayat-ayat itu pada permulaan Nabi di Madinah, ialah Ubaiyah bin Ka'b Al-Anshari. Kalau ia tidak hadir lalu Nabi memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari untuk menuliskan ayat-ayat Al-Qur'an itu.

Nabi Menyuruh Orang-orang Tawanan Mengajar Anak-anak Tulis Baca dan Menyuruh Mempelajari Bahasa Asing

Waktu peperangan di Badr ada beberapa orang musuh (kaum Quraisy) yang ditawan oleh kaum muslimin. Orang-orang tawanan yang pandai tulis baca dapat menebusi dirinya dengan mengajarkan tulis baca kepada 10 orang anak-anak Madinah. Setelah anak-anak itu pandai tulis baca mereka bebas dari tawanan dan kembali ke negerinya.
Inilah usaha pertama yang dilaksanakan oleh Nabi saw untuk memberantas buta huruf. Dengan demikian mulai tersebar kepandaian tulis baca di Madinah. Bukan saja Nabi menyuruh belajar tulis baca kepada anak laki-laki tetapi juga kepada wanita. Nabi meminta kepada Asy-Syifak, supaya mengajarkan tulisan indah kepada Hafsah sesudah ia pandai menulis biasa.
Oleh sebab itu tidak heran bahwa kuttab untuk belajar menulis dan membaca Al-Qur'an telah ada pada masa Nabi saw. Bahkan di Madinah telah didirikan Darul Qur'an, tempat belajar dan menghafal Al-Qur'an.
Selain belajar tulis baca Nabi juga menyuruh untuk belajar bahasa asing.

PENDIDIKAN PADA MASA KHALIFAH-KHALIFAH
RASYIDIN DAN BANI UMAYAH


A. Pusat Pendidikan
Pada masa khalifah-khalifah Rasyidin dan Bani Umayah negara islam bertambah luas dengan pesatnya.
Pada tahun 17 H (635 M) negara islam telah sampai ke Damsyik. Pada tahun 17 H (638 M) negara islam telah sampai seluruh syiria (Syam) dan Irak. Pada tahun 21 H (641 M) telah sampai ke Persia. Pada tahun 56 H (675 M) telah sampai ke Samarkand. Ke sebelah barat telah sampai ke Mesir tahun 20 H(640 M). Kemudian terus meluas ke Maghrib (Maroko). Pada tahun 93 H(711 M) telah sampai ke Spanyol.
Pusat pendidikan bukan di Madinah saja bahkan telah tersebar pula di kota-kota besar sebagai berikut :
  1. Di kota Makkah dan Madinah (Hijaz)
  2. Di Kota Basrah dan Kufah (Irak)
  3. Di kota Damsyik dan Palestina (Syam)
  4. Di kota Fistat (Mesir)
Tujuan pendidikan di masa khalifah-khalifah Rasyidin dan Umayah adalah keagamaan semata-mata. Mengajar dan belajar karena Allah dan mengharapkan keridhoan-Nya, lain tidak.

B. Tingkat Pelajaran dan Ilmu-ilmu yang Diajarkan

Pada masa khalifah-khalifah Rasyidin dan Umayah sebenarnya telah ada tingkat pengajaran. Tingkat pertama ialah Kuttab, tempat anak-anak belajar menulis dan membaca/manghafal Al-Qur'an serta belajar pokok-pokok Agama Islam. Setelah tamat Al-Qur'an mereka meneruskan pelajaran ke masjid. Pelajaran di masjid itu terdiri dari tingkat menengah dan tingkat tinggi. Pada tingkat menengah gurunya belumlah ulama besar, sedangkan pada tingkat tinggi gurunya adalah ulama yang dalam ilmunya dan masyhur kealiman dan kesalehannya.
Ilmu-ilmu yang diajarkan di kuttab pada mulanya adalah dalam keadaan sederhana, yaitu:
  • Belajar membaca dan menulis
  • Membaca Al-Qur'an dan menghafalnya
  • Belajar pokok-pokok agama islam, seperti cara wudhu, shalat, puasa, dsb.
Ilmu-ilmu yang diajarkan pada tingkat menengah dan tinggi terdiri dari :
  • AlQur'an dan tafsirnya
  • Hadits dan mengumpulkannya
  • Fiqih (tasyri').
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN PADA MASA ABBASIYAH

A.Tujuan Pendidikan
  1. Tujuan keagamaan dan akhlak
  2. Tujuan kemasyarakatan
  3. Cinta akan ilmu pengetahuan
  4. Tujuan kebendaan
B.Tingkat-tingkat Pengajaran
  1. Tingkat sekolah rendah (kuttab), untuk belajar anak-anak. Di samping kuttab ada pula anak-anak yang belajar di rumah, istana, di toko-toko dan di pinggir-pinggir pasar.
  2. Tingkat sekolah menengah, yaitu di masjid dan majlis sastra dan ilmu pengetahuan, sebagai sambungan pelajaran di kuttab.
  3. Tingkat perguruan tinggi, seperti Baitul Hikmah di Baghdad dan Darul ilmu di Mesir (Kairo), di masjid-masjid dan lain-lain.




Referensi :
  • Mustafa, A dan Aly Abdullah. 1997. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Bandung : Pustaka Setia.
  • Yunus, Mahmud. 1992. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Hidakarya Agung.