Sejarah biasanya ditulis dan dikaji dari susut pandang suatu fakta atau kejadian tentang peradaban bangsa. Maka objek sejarah pendidikan islam mencakup fakta-fakta yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan baik formal maupun nonformal.
Sumber utama ajaran islam (Al-Qur'an) mengandung cukup banyak nilai-nilai kesejarahan yang langsung atau tidak langsungmengandung makna yang besar, pelajaran yang sangat tinggi dan pimpinan utama, khususnya bagi umat islam. Maka tarikh dan ilmu tarikh (sejarah) dalam islam menduduki arti penting dan berguna dalam kajian tentang islam. Oleh sebab itu, kegunaan sejarah pendidikan islam meliputi dua aspek, yaitu
Pendidikan islam pada dasarnya dilaksanakan dalam upaya meyatuhi kehendak umat islam pada masa itu dan pada masa yang akan datang yang dianggap sebagai kebutuhan hidup (need of life). Usaha yang dimiliki, apabila kita teliti dan perhatikan lebih mendalam merupakan upaya untuk melaksanakan isi kandungan Al-Qur'an terutama pada surat Al-Alaq: 1-5.
Selanjutnya pembahasan tentang lintasan atau periode sejarah pendidikan islam mengikuti penahapan perkembangannya sebagai berikut:
PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW
A. Pendidikan Islam Pada Masa Nabi di Makkah
Nabi Muhammad saw menerima wahyu yangt pertama di gua hira di Makkah pada tahun 610 M. Yang artinya :"Bacalah (ya,Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang telah menjadikan (semesta alam)! Dia menjadikan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya."
Kemudian disusul wahyu yang kedua yang artinya :"Hai, orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah dan beri ingatlah (kaummu)! Dan besarkanlah Tuhanmu! Dan bersihkanlah pakaianmu! Dan tinggalkanlah dosa (berhala)! Jangan engkau memberi supaya mendapat lebih banyak! Dan sabarlah (menurut perintah) Tuhanmu!"
Dari kedua wahyu tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan dalam islam terdiri dari 4 macam :
- Pendidikan Keagamaan
- Pendidikan 'akliyah dan ilmiah
- Pendidikan akhlak dan budi pekerti
- Pendidikan jasmani (kesehatan).
Kemudian wahyu itu diikuti oleh wahyu-wahyu yang lain. Semuanya itu disampaikan dan diajarkan oleh Nabi, mula-mula kepada karib kerabatnya dan teman sejawatnya dengan sembunyi-sembunyi.
Nabi menyediakan rumah Al-Arqam bin Abil Arqam untuk tempat pertemuan dengan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. Rumah Al-Arqam itulah tempat pendidikan islam yang pertama dalam sejarah pendidikan islam. Disanalah Nabi mengajarkan dasar-dasar/pokok- pokok agama islam kepada sahabat-sahabatnya dan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an kepada pengikut-pengikutnya.
Selama tiga tahun Nabi menyeru penduduk Makkah dengan sembunyi-sembunyi dan tetap berpusat di rumah Al-Arqam.
Cara Nabi Menyiarkan Agama Islam
Cara Nabi menyiarkan agama islam dengan berpidato dan bertabligh di tempat-tempat yang ramai dikunjungi orang, seperti di pekan 'Ukaz, terutama di musim haji.Ketika itu banyak orang dari suku-suku bangsa Arab datang berkunjung ke kota Makkah. Begitu pula Nabi menyiarkan agama islam dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an yang berisikan petunjuk dan pengajaran terhadap umum.
Pada tahun 12 Nubuwah(621 M) waktu musim haji datang 12 orang laki-laki dari yatsrib (Madinah), lalu bai'ah (bersetia) dengan Nabi serta memeluk agama islam. Kemudian Nabi mengutus Mush'ab Umair pergi bersama mereka untuk membacakan Al-Qur'an dan mengajarkan agama islam kepada penduduk di sana. Inilah guru agama yang pertama yang diutus Nabi ke daerah luar Makkah. Dengan demikian tersebarlah agama islam di Yatsrib.
Oleh karena siksaan kaum Quraisy terhadap kaum muslimin bertambah hebat, lalu Nabi menyuruh mereka Hijrah ke Madinah. Akhirnya Nabi sendiri hijrah pula bersama sahabatnya Abu Bakar (tahun 622 M).
Intisari Pendidikan dan Pengajaran Islam yang Diberikan Nabi SAW di Makkah Selama 13 tahun. Nabi saw tinggal di makkah sejak mulai jadi Nabi sampai hijrah ke Madinah, lamanya 12 tahun 5 bulan dan 21 hari. Pengajaran itu ialah menyampaikan wahyu Allah (Al-Qur'an) terdiri dari 93 surat yang diturunkan di Makkah yang disebut dengan surat Makkiyah.
Diantara intisari pengajaran di Makkah itu ialah menerangkan pokok-pokok agama islam, seperti beriman kepada Allah, rasul-Nya dan Hari Akhir, serta sedikit amal ibadat. Adapun zakat belum diperinci di Makkah, bahkan zakat waktu itu berarti sedekah kepada fakir miskin anak-anak yatim.
Selain itu Nabi juga menyuruh manusia berakhlak mulia dan berkelakuan baik dan melarang mereka berpengarai jahat dan berkelakuan buruk.
Pendeknya pendidikan dan pengajaran yangt diberikan Nabi selama di Makkah ialah pendidikan keagamaan dan akhlak serta pendidikan 'akliyah dan ilmiah.
B. Pendidikan Islam Pada Masa Nabi SAW di Madinah
Setelah Nabi dan sahabat-sahabatnya hijrah ke Madinah, usaha Nabi yang pertama ialah mendirikan masjid. Setelah selesai dibangun di masjid itu Nabi mendirikan shalat berjama'ah. Bahkan di masjid itu juga Nabi membacakan Al-Qur'an dan memberikan pendidikan dan pengajaran islam. Disana Nabi juga bermusyawarah dengan para sahabat.
Pendidikan pertama yang dilakukan Nabi ialah memperkuat persatuan kaum muslimin dan mengikis habis sisa-sisa permusuhan dan persekutuan. Lalu Nabi mempersaudarakan dua-dua orang. Mula-mula diantara sesama Muhajirin, kemudian diantara Muhajirin dan Anshar. Dengan lahirnya persaudaraan itu bertambah kokohlah persatuan kaum muslimin.
Intisari Pendidikan dan Pengajaran Islam di Madinah ( 10 tahun lamanya dari tahun 1-11 H (622-632 M). Pada masa Nabi di Madinah diturunkan Al-Qur'an sebanyak 22 surat, yaitu kira-kira 1/3 Al-Qur'an.
Dengan turunnya ayat (Al-yauma akmaltu lakum dinakum) sempurnalah turun wahyu Al-Qur'an dan sempurnalah agama islam.
Diantara intisari tersebut adalah:
- Pendidikan Keagamaan (keimanan dan ibadat)
- Pendidikan Akhlak
- Pendidikan kesehatan (Jasmani)
- Syari'at yang berhubungan dengan masyarakat
Belajar Membaca, Menulis dan Bahasa Asing Pada Masa Nabi SAW.
Sebelum lahir agama islam penduduk Hijaz telah belajar membaca dan menulis dari penduduk Hirah. Penduduk Hirah belajar dari Himyariyin. Orang yang mula-mula belajar membaca dan menulis diantara penduduk Makkah ialah Sufyan bin Umaiyah dan Abu Qais bin 'Abdu Manaf. Keduanya belajar di Bisyr bin Abdul Malik. Setelah mereka pandai membaca dan menulis, lalu mengajarkannya kepada penduduk Makkah.
Pada masa Nabi saw menyiarkan Al-Qur'an di Makkah bukan saja dengan bacaan, bahkan juga dengan mushaf (tulisan).
Hal itu terang dan nyata dalam peristiwa Umar bin Khattab datang ke rumah saudaranya, didapatinya di rumah itu ada Khabbab bin Al-Arat mambaca mushaf yang berisi surat Thaha. Setelah didengar oleh Umar bin Khattab lalu ia masuk islam.
Di Madinah ada orang Yahudi yang mengajarkan tulis baca kepada anak-anak. Ketika islam datang di Madinah telah ada 11 orang yang pandai baca tulis. Diantaranya Sa'd bin 'Ubadah, Usaid bin Hudhair dan Abdullah bin Ubaiyah dan lain-lain.
Setelah Nabi hijrah ke Madinah, orang-orang yang pandai tulis baca itu disuruh Nabi menuliskan ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan Allah. Yang mula-mula menuliskan ayat-ayat itu pada permulaan Nabi di Madinah, ialah Ubaiyah bin Ka'b Al-Anshari. Kalau ia tidak hadir lalu Nabi memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari untuk menuliskan ayat-ayat Al-Qur'an itu.
Nabi Menyuruh Orang-orang Tawanan Mengajar Anak-anak Tulis Baca dan Menyuruh Mempelajari Bahasa Asing
Waktu peperangan di Badr ada beberapa orang musuh (kaum Quraisy) yang ditawan oleh kaum muslimin. Orang-orang tawanan yang pandai tulis baca dapat menebusi dirinya dengan mengajarkan tulis baca kepada 10 orang anak-anak Madinah. Setelah anak-anak itu pandai tulis baca mereka bebas dari tawanan dan kembali ke negerinya.
Inilah usaha pertama yang dilaksanakan oleh Nabi saw untuk memberantas buta huruf. Dengan demikian mulai tersebar kepandaian tulis baca di Madinah. Bukan saja Nabi menyuruh belajar tulis baca kepada anak laki-laki tetapi juga kepada wanita. Nabi meminta kepada Asy-Syifak, supaya mengajarkan tulisan indah kepada Hafsah sesudah ia pandai menulis biasa.
Oleh sebab itu tidak heran bahwa kuttab untuk belajar menulis dan membaca Al-Qur'an telah ada pada masa Nabi saw. Bahkan di Madinah telah didirikan Darul Qur'an, tempat belajar dan menghafal Al-Qur'an.
Selain belajar tulis baca Nabi juga menyuruh untuk belajar bahasa asing.
PENDIDIKAN PADA MASA KHALIFAH-KHALIFAH
RASYIDIN DAN BANI UMAYAH A. Pusat Pendidikan Pada masa khalifah-khalifah Rasyidin dan Bani Umayah negara islam bertambah luas dengan pesatnya.
Pada tahun 17 H (635 M) negara islam telah sampai ke Damsyik. Pada tahun 17 H (638 M) negara islam telah sampai seluruh syiria (Syam) dan Irak. Pada tahun 21 H (641 M) telah sampai ke Persia. Pada tahun 56 H (675 M) telah sampai ke Samarkand. Ke sebelah barat telah sampai ke Mesir tahun 20 H(640 M). Kemudian terus meluas ke Maghrib (Maroko). Pada tahun 93 H(711 M) telah sampai ke Spanyol.
Pusat pendidikan bukan di Madinah saja bahkan telah tersebar pula di kota-kota besar sebagai berikut :
- Di kota Makkah dan Madinah (Hijaz)
- Di Kota Basrah dan Kufah (Irak)
- Di kota Damsyik dan Palestina (Syam)
- Di kota Fistat (Mesir)
Tujuan pendidikan di masa khalifah-khalifah Rasyidin dan Umayah adalah keagamaan semata-mata. Mengajar dan belajar karena Allah dan mengharapkan keridhoan-Nya, lain tidak.
B. Tingkat Pelajaran dan Ilmu-ilmu yang Diajarkan
Pada masa khalifah-khalifah Rasyidin dan Umayah sebenarnya telah ada tingkat pengajaran. Tingkat pertama ialah Kuttab, tempat anak-anak belajar menulis dan membaca/manghafal Al-Qur'an serta belajar pokok-pokok Agama Islam. Setelah tamat Al-Qur'an mereka meneruskan pelajaran ke masjid. Pelajaran di masjid itu terdiri dari tingkat menengah dan tingkat tinggi. Pada tingkat menengah gurunya belumlah ulama besar, sedangkan pada tingkat tinggi gurunya adalah ulama yang dalam ilmunya dan masyhur kealiman dan kesalehannya.
Ilmu-ilmu yang diajarkan di kuttab pada mulanya adalah dalam keadaan sederhana, yaitu:
- Belajar membaca dan menulis
- Membaca Al-Qur'an dan menghafalnya
- Belajar pokok-pokok agama islam, seperti cara wudhu, shalat, puasa, dsb.
Ilmu-ilmu yang diajarkan pada tingkat menengah dan tinggi terdiri dari :
- AlQur'an dan tafsirnya
- Hadits dan mengumpulkannya
- Fiqih (tasyri').
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN PADA MASA ABBASIYAHA.Tujuan Pendidikan- Tujuan keagamaan dan akhlak
- Tujuan kemasyarakatan
- Cinta akan ilmu pengetahuan
- Tujuan kebendaan
B.Tingkat-tingkat Pengajaran- Tingkat sekolah rendah (kuttab), untuk belajar anak-anak. Di samping kuttab ada pula anak-anak yang belajar di rumah, istana, di toko-toko dan di pinggir-pinggir pasar.
- Tingkat sekolah menengah, yaitu di masjid dan majlis sastra dan ilmu pengetahuan, sebagai sambungan pelajaran di kuttab.
- Tingkat perguruan tinggi, seperti Baitul Hikmah di Baghdad dan Darul ilmu di Mesir (Kairo), di masjid-masjid dan lain-lain.